Menu

Visi

Mewujudkan integrasi teknologi dan manusia dalam setiap aspek organisasi untuk kinerja maksimal.

Misi

  • Mengoptimalkan proses organisasi dengan teknologi AI.
  • Meningkatkan efisiensi dan transparansi manajemen.
  • Mendorong inovasi di semua lini kegiatan organisasi.

Sejarah Berdirinya Moonraker

Dari jalanan Bandung 1978 hingga organisasi besar yang berprestasi.

Timeline Perjalanan

1978

Moonraker lahir dari tiga bikers Bandung yang terinspirasi film James Bond “Moonraker”.

1986

Organisasi makin terstruktur dengan kepengurusan resmi dan AD/ART.

2010

Kongres Moonraker pertama, menuju profesionalisme.

Kini

Moonraker dikenal sebagai klub motor besar yang aktif di olahraga dan sosial.

Cerita Lengkap

Bandung 1978, tiga bikers jago ngebut di jalanan, Uci, Geri dan Aul nonton film Moonraker yang dibintangi Roger Moore. Mr. Moore saat itu berperan sebagai James Bond 007.

Setelah peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1978, mereka mulai rutin turing keluar kota dengan klub bernama Moonwalker. Terinspirasi film tersebut, ketiganya sepakat mengganti nama menjadi Moonraker. Sejak saat itu Moonraker dikenal sebagai klub motor jalanan di Bandung.

Istilah seram khas klub motor jalanan tidak berlaku di Moonraker. Klub ini berisi anak kampus, sekolah, karyawan muda yang hobi motoran dan menjalin silaturahmi. Walau kerap dipandang negatif, Moonraker berusaha menunjukkan diri sebagai komunitas positif, bukan pengganggu keamanan.

Pada masa awal, motor yang digunakan adalah motor tua dan bekas buatan Jepang. Murah namun kencang, dipakai oleh anak muda hobi kecepatan di Bandung. Para bikers saling bertegur sapa di jalan atau di lampu merah dengan menyebut huruf dari plat nomor.

Persaingan dengan klub lain tidak terhindarkan, dan Moonraker mengakui sering terlibat urusan dengan klub motor lain. Klub berjalan mandiri dengan iuran anggota. Aktivitas utama adalah turing bareng ke arah selatan Bandung: Ciwidey, Pangalengan, Rancabuaya. Motto: “One For All All For One”, menekankan kebersamaan, persaudaraan, solidaritas.

(Gambar Kartu Tanda Anggota Moonraker Sport Club Bandung Tahun 1980)

Tahun 1986, wajah Moonraker berubah dari klub jalanan berbasis massa menjadi lebih serius, dengan kepengurusan teratur dan AD/ART. Kongres Moonraker diadakan pada 29 Agustus 2010 sebagai langkah profesionalisasi.

Moonraker tercatat sebagai klub motor yang mampu menyelenggarakan event road race dan dinobatkan sebagai klub terbaik oleh IMI Jabar. Klub juga aktif dalam kegiatan sosial. Prestasi dan jasa bagi Jawa Barat sangat banyak.

Klarifikasi: munculnya informasi yang menyebut Moonraker sebagai geng motor sangat disesalkan. Hal itu bertentangan dengan struktur dan AD/ART Moonraker. Pembinaan internal dilakukan demi menjaga nama baik klub. Setiap dua tahun sekali Moonraker mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) diikuti seluruh chapter.

Pernyataan Ketua Umum Moonraker 2010, Iskandar Yasua (Bade): “Dengan banyaknya jumlah member dan media yang mempublikasikan pemberitaan negatif, kami dirugikan. Namun Moonraker tetap bersikap dewasa, santun, dan berusaha membuktikan bahwa kami bukan geng motor.”

Tinjauan Sejarah Eksplorasi dan Prestasi

Moonraker awalnya hanya berdiri di Bandung dengan tujuan motoran keliling kota dan sekitarnya. Seiring waktu, klub ini berubah menjadi komunitas motor yang lebih serius hingga dikenal luas di Indonesia. M2R disebut-sebut sebagai klub motor terbesar di Indonesia.

Identitas Moonraker: warna Biru Laut, Merah, Putih, dan Silver. Warna ini melambangkan kekuatan, semangat, kebangsaan, dan persaudaraan.

Moonraker menonjol di dunia balap motor, khususnya road race. Dari klub ini lahir pembalap seperti Beny Banoek dan Irvan Cevliutans (Moto GP 1997, juara umum 1993–1996, pelatih Jabar di PON XVII/2012). Prestasi mereka mengantarkan Jawa Barat juara umum balap motor di PON.

Dengan ribuan anggota di seluruh Indonesia, M2R diakui eksistensinya. Prestasi mereka menjadi motivasi generasi muda menyalurkan hobi balap secara positif.

Selain prestasi, Moonraker juga aktif dalam kegiatan sosial, touring, dan program organisasi. Klub menjunjung motto “One For All, All For One” serta salam khas “Warisiun” sebagai simbol persaudaraan.

Galeri Arsip

Kartu Anggota 1980
Touring Ciwidey